Part 25 -- Kehebohan '7Wonders' di acara tahun baruan

Wednesday, July 8, 2015

Meskipun cukup nguantuk seharian di Chu chi tunnel dengan sedikit istirahat, gua bela-belain buat memenuhi janji sebagai ksatria sejati (jiah, serasa baca dialognya wiro sableng deh). Sempet makan waktu juga sih nyari tempatnya. Soalnya gua gak nyangka kalau tempatnya itu Pi*z*hut. GL dan Sakhed cuman bilang kalau itu tuh sekedar tempat makan di perempatan Pham Ngu Lao yang ada gambar bantengnya. That's it. Gua tanya apa namanya, tar dikabari katanya. Wew, itu namanya cari jerami dalam jarum. Wait. Maksud gua cari jarum dalam jerami.

Tapi malah bagus menurut gua buat makin mempertajam insting geografis gua kayak di caption blog ini. I take this as challenge. Mudah diomong, susah dikaki. Capek bro/sis nyariin tempat dengan limited clues. Sekali lewat belum ketemu. Ganti arah. Kedua belum juga ketemu. Yang ketiga, itulah saat gua hampir give up. Ya sudah lah yah kali emang gua harus ngrayain tahun baruan kali ini sendirihhhhh di negara oranghhh... (musik biola melow, lampu redup).
Eh, pas gua mau nyebrang perempatan, tahu-tahu suara si Shaked yang jelita menggaung ditelingaku. Rasanya lega, seneng dan terharu soalnya terbukti kalau mereka gak cuman kenal sambil lalu, tetapi jujur dan bisa dipercaya. Lantas aku ikut nongkrong bareng mereka setelah GL sama Shaked memperkenalkanku. Kami bareng-bareng ada enam orang join ke meja yang sama. Ada GL dan Shaked dari Timteng, disebelahnya terduduk bule cewek cantik berambut keemasan bermata biru dari Lithuania. Walaupun bule dari Lithuania, tapi namanya sama sekali gak asing di kuping gua. Coba tebak siapa? Oli? Bukan. Ijah? Ya ile bukanlah. Namanya itu persis kayak tukang jual pempek di deket rumah gua, samping rumahnya Tomi. Yep? Bener. Linna. Disampingnya adalah temen cowok si Lina yang keliatan Latin banget. Dia dari Argentina. Satu lagi masih di meja yang sama dengan aksen bahasa Inggris yang super "beda", Serge. Kukira namanya dari Ukraina atau Serbia gitu. Ternyata dia dari Italia. "RRrepablikk of Katalllonia", begitu katanya seolah2 gak cukup satu R dan satu L.
Makan-makan bareng sambil ngobrol- ngobrol adalah momen-momen gak terlupakan dalam hidup. Kalau bro/sis akrab dengan dunia backpacker, gak ada istilahnya traktir-traktiran. Biar cuman seribu atau dua ribu dong pun, semua sepakat buat bayar sendiri-sendiri. Tapi kebersamaannya tetep solid. Lagi duduk-duduk, tiba-tiba ada yang nyapa en join lagi. Itu ternyata kawan Serge dan Martin, dari Amerika Serikat. Orangnya tegap, gaya rapi bingits, gaya ngomong kayak koboi. Ternyata dia dari negara Bagian Montana. Profesinya dokter, ngajar di Universitas Kedokteran HCMC. Wuihh. Frank namanya. So, hebohlah kami ngobrol-ngobrol, bercanda, bertukar pendapat satu sama lain di teras depan restoran di perempatan Jalan Pham Ngu Lao itu.

Serta merta Serge belikan kami cincin kelap-kelip, pas buat kami semua. Kami pake. Trus waktu gua nanya buat apaan tuh cincin? Dia bilang buat nandain kalau kita segrup dan supaya gak kepisah. Hahay. So sweet nian. Itu juga kode buat kami beranjak dari tempat duduk setelah bayar, buat ngrayain tahun baru di taman Universal Benh Tanh. Dengan sama-sama pake cincin kelap-kelip bertuju, kami mengrungi lautan motor dengan jutaan trompet tahun baru yang brisikkk banget. Melambaikan tangan supaya bisa barengan, ketawa heboh... And somekind of wierd.Kami menamai grup ini 7Wonder. (Kurang lebay apa coba?).
Tapi di lapangan pas ngrayain tahun baru itu juga gak kalah serunya. Sampe disyuting dan.... di part selanjutnya...

0 comments:

Post a Comment