Part 18-- Duduk-duduk gembira (dugem ringan) sama kawan baru

Wednesday, July 8, 2015

Yeay, jangan neti alias negatif thinking dulu yah. Ini gak seperti yang bro/sis kira. Apalagi buat para pengunjung yang sangat santun nan rupawan/rupawati kayak kalian. Dibesarkan di keluarga baik-baik, menjunjung tinggi moral dan taat pancasila, rajin menabung dan bisa menempatkan diri dengan toleransi. Gak mungkinlah mau nyoba-nyoba nyasar ke dunia gelap-gelapan macam ini. Tenang sob, elu gak sendiri kok. Hahaha. Gua sama temen Malaysia gua yang sepantaran aka Syamil juga ngrasa gitu pas memutuskan kalau kami berempat (Aku, Syamil, Quin dan Chen -- dua cewek gokil dari Taiwan) bakalan pergi ke kafe buat sharing time and hang out. Mungkin kalo di Indonesia konotasi hedonisme melekat banget lah yah sama gambaran orang ke club, trus joged-joged gak karuan, minum-minum terus muntah-muntah sembarangan. Wah, kalo gitu mah gua bisa dicemeti sama ortu, begitu juga Syamil, kan dia muslim sangat taat. Trus? Gimana ceritanya?

Jujur, kalau gua bener-bener sendiri gua gak akan berani nyoba masuk ke club malem gitu. Pasalnya, tar gua celingukan kayak orang ilang. Belum lagi gua gak tau mau ngapain, gak juga sure berapa duit yang bakalan dihabisin. Satu lagi gua khan guru, manalah boleh ke tempat gituan. (Ngomong-ngomong, itu dulu sebelum gua 'ngeh' kalau kafe malam gitu gak melulu buat hal-hal negatif dan hedonis). Nah, berhubung kali ini berempat dan lumayan asyik, kami beneran masuk and explore dunia baru yg seru.
Sedari masuk gua perhatiin Chen sama sohibnya si Quinn hepi banget, relaks n enjoy. Nah gua 'berusaha' riang dan nikmati suasana. Si Syamil pucat pasi dan grogi punya. Terus tanya punya tanya ini adalah pertama kalinya dia masuk ke kafe kayak gini. Aku senyum aja... Kami memastikan sama dia kalau it's gonna be fine. Beberapa menit duduk-duduk, kami belajar kalau kafe ini lumayan sip. Orang-orangnya gak norak, berdandan anggun n sewajarnya. Servisnya mantap: waitress yang bersahabat dan pinter, coz ramah dan mengerti bahasa Inggris dengan fasih.
Ditambah lagi, sama hoki n aura kegokilan kami yang memukau. Hahah. Buktinya baru juga dua menit kami nongkrong, live musicnya mulai disetting. Surprise. Karena kami gak nyangka kalau malem ini bakalan ada musik live lima langkah dari rumah, ehh salah, dari meja kami. Tentunya kami penasaran dunk musik apakah yang bakalan dimainin. Bukannya tanpa alasan, secara dua hari disini kami udah terbiasa dengerin nada suara orang Vietnam yang sengau dan melengking menggoda hati. Gubrakk.
Tapi ternyata itu semua salah. Nih cewek en cowok nyanyinya hebaatt banget. Inggrisnya jagoo sis. Kami seolah-olah lagi nonton konser langsung American Idol. Sumprit.. Bagus banget. Kami angguk-angguk (ditempat duduk) mengikuti beat n melodi lagu-lagu legendaris dari negeri Hollywood itu. Memuaskan banget pengalaman itu. Selama musik juga gak ada yang aneh-aneh kok. Maksudku gak ada yang goyang-goyang dumang, or itik or goyang lele. Hahaha. Semuanya manis2 n joged2 ditempat duduk masing2, termasuk gua, syamil dan dua cewek temen facebook gua itu.
Kalau bro/sis orangnya seru gokil dan berani nyoba keluar zona nyaman, di bagian timur Benh Tanh jalan aja terus sampe ketemu jalan kecil, disitu banyak tempat nongkrong seru punya. Kalau bisa yang ada live musicnya, pasti tak terlupakan.
BTW, kalau urusan minuman, jangan kuatir. Aku sendiri minum Mojita, sejenis cocktail yang kadar alkoholnya gak berlebihan. Quinn sama Chen pesen bir dan mereka sehat waalfiat sampe kunjungan kelar. Syamil.... Hmmm... Bisa tebak kan? Coca Cola. Heheheh. Bagus, Syam. You got it! Hehee. Malam yang seru. Syering (sharing cuy, gak usah lebay deh jadi orang) yang seru. Musik yang seru di kota yang seru, Saigon. Selanjutnya, siap-siap menerobos masuk terowongan perang Vietnam. Deg deg serr euy.

0 comments:

Post a Comment