Kesan pertama masuk hostel ini. Keren. Si Resepsionis yang modis dan ramah menyambut. Dia bilang, pasti Yudi yah dari Indonesia. Wow. Bagus juga yah pelatihan resepsionis di Vietnam ini. Servisnya mantap. Gak bakalan dicukoi alias dicuekin kayak di P*lem*ang. Ahaha. Namanya Kuang. Friendly and so helpful. Nilai 10 dari 10. Bakat banget jadi frontliner hotel. Dia kayaknya enjoy juga sama kerjaannya. Dia bilang bener-bener pengen ke Bali. Yah, good luck yah Kuang. Semoga mimpimu kecapaian. Jadi disini informal banget suasananya, gak ada barrier buat ngobrol and being friendly. Everyone is friend for a backpacker ;).
Ruangan sangat bersih, sabun sampo ready stock, termasuk handuk dan welcoming drink. Pelayanan yang oke punya untuk harga segitu. Walaupun kamar mandi share di luar tapi lumayan ada air panas. Nyaman sekali lah tidak gaduh seperti yg aku bayangin untuk kawasan deket backpackers hub.
Now saatnya untuk unload koper, planning out mau kemana en rehat. Jam udah sekitar jam 5 dan baring-baring dulu setelah ganti baju. Momen-momen kenalan berlangsung sangat lancar. Dua wong K-Pop alias Korea: Jung dan Hyong (kebetulan aja sama-sama dari Korea tapi mereka gaak travel bareng, fyi). Lalu lanjut dengan temen jepang Kazu yang pernah kerja di Indonesia 6 bulan dengan cerita2 gokilnya karena musti kerja bolak-balik Cibubur (rumah) ke Bogor (kantor). Gaduhhh nih jobnya. Hahaha. Asyiknya ngobrol sama mereka walaupun lebih seru lagi kalau ada cewek atau bule. But anyway, saatnya jalan-jalan cari makan. Karena Syamil muslim taat. Aku anterin dia cari makanan halal di deket Benh Tanh Market yang dikelilingi taman surgawi hahah. Itu enaknya jalan di Ho Chi Minh. Kalau capek tinggal duduk-duduklah di taman kota yang rame dan nyaman. Agak sedikit lebih mahal harga makanannya karena bukan makanan lazim Vietnam. Harga sekali duduk sekitar 70ribu Dong.
Selanjutnya cuba-cuba tawar menawar di Benh Tanh Market. Unbelievable di celoteh selanjutnya.